Senin, 16 April 2012

hAti yaNg RapuH


     Ketika kita sadar bahwa sebenarnya perasaan kita ini rapuh, sesungguhnya disitu hati ini mulai belajar, belajar merasakan sakit yang tidak pernah bisa diungkapkan oleh kata-kata, belajar mengerti akan keputusan orang lain yang mungkin sebenarnya kita sendiri juga tidak bisa menerima. Dan semua itu mengingatkan bahwa untuk menjadi kuat itu tidak mudah, untuk bisa menjadi kuat kita perlu memahami apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kita lakukan, Qt harus tau bahwa hati yang merasakan luka adalah hati yang sedang belajar untuk menjadi kuat.

     Disaat kita mulai berjalan maju, bukan berarti kita dilarang untuk sesekali mundur, disaat kita mulai melihat lebih jauh bukan berarti kita dilarang untuk  menoleh kebelakang, ketika kita mulai berjalan tegak bukan berarti kita tidak boleh terjatuh. Justru harusnya kita sadar bahwa hal terpenting dari sebuah kenyataan adalah ketika kita merasa jatuh, terpuruk, luka, dan merasakan sakit. Dari sekian banyak rasa sedih yang kita terima maka disitu tumbuh kekuatan yang mungkin tidak kita dapatkan dimanapun,,,

     Mulai dari belajar mengerti sikap orang lain yang perubahan sikapnya hanya dalam hitungan detik, sampai harus melupakannya, karna hanya dengan menganggapnya tidak ada itu akan memberikan keringanan untuk kita bisa melupakannya, mengingat dia pernah hadir dalam hati ini malah akan menambah perih karna hanya akan menyadarkan kita kalo ternyata dia sudah pergi,,,,,

Sumber
Hati yang tidak sempurna

Jumat, 13 April 2012

ANALISIS SPECTROSKOPI UV-VIS “ANALISIS DUA KOMPONEN SECARA SIMULTAN“

1. TUJUAN
Menentukan konsentrasi Kobalt (Co) dan Krom (Cr) secara simultan

2. PENDAHULUAN
Bercampurnya dua zat bewarna, mengakibatkan terjadinya percampuran pula spektra UV
Vis yang diperoleh dari masing masing spektra tunggalnya. Bila kedua zat berwarna yang
bercampur tersebut memiliki spektra yang tidak saling tumpang tindih maka, analisis
yang dilakukan dapat dilakukan sebagaimana analisis dalam zat tunggal. Namun bila
spektra yang dihasilkan oleh kedua zat tersebut saling tumpang tindih maka, analis
masing masing komponen menjadi tidak sesedarhana pada zat tunggal.
Secara umum hubungan antara absorbans (A) dan konsentrasi (c) mengikuti hukum
Lambert – Beer sebagai berikut
A = e bc …………..…………………..(3)
Dengan menggunakan kuve yang sama/identik untuk setiap cuplikan yang dianalisa maka
faktor b menjadi tetap, sehingga e dan b dapat disatukan menjadi tetapan k. Sehingga
persamaan ini sekarang menjadi
A = kc …………..……..……………..(4)
Bila suatu larutan yang memiliki n komponen, dimana masing masing komponen
spektranya saling tumpah tindih dan bersifat aditif maka secara umum absorbans total
larutan pada panjang gelombag tertentu adalah jumlah absorbans dari masing masing
komponen yang ada, yang secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ai = Ã¥kijCj …….……………………….(5)
j menyatakan komponen komponen, i adalah panjang gelombang yang ke i (i = 1,2 dan
seterusnya sesuai komponen yang akan dianalisa. Bila digunakan untuk menganalisis dua
campuran maka,
A1 = k11C1 + k12C2 (untuk komponen lebih banyak + k13C3 + ………… dst)
A2 = k21C1 + k22C2
A1 absorbansi pada panjang gelombang 1 (diambil pada panjang gelombang maksimum
komponen 1), A2 absorbansi pada panjang gelombang 2 (diambil pada panjang
gelombang maksimum komponen 2). Nilai k masing masing komponen ditentukan menggunakan zat tunggalnya








3. BAHAN DAN ALAT
ALAT :
Spektrofotometer
Labu ukur 25 ml
Pipet ukur 10 ml
BAHAN :
Cr2O3 (Cr3+)
CoCl2 (Co2+)

4. PROSEDUR
A. Sifat aditif dari absorbansi untuk campuran larutan Cr(III) dan Co(II)
1. Buat larutan Cr(III) 0,025
2. Buat larutan Co(II) 0,100
3. Pipet 10 ml larutan Cr(III) 0,05 M dan 10 ml Co(II) 0,200
4. Ukur absorbansi/%transmitan ketiga larutan diatas pada panjang gelombang 400-700 nm dengan interval 5 nm
5. Buatlah grafik antara absorbans terhadap panjang gelombang pengukuran
B. Penentuan nilai k dari larutan Cr (III) dan Co(II)
1. Siapkan larutan
Cr(III) : 0,01 M, 0,02 M, 0,03 M, 0,04 M, 0,05 M
Co(II) : 0,02 M, 0,04 M, 0,06 M, 0,08 M, 0,10 M
2. Ukurlah masing masing absorbans pada λCr dan λCo (kedua λ ini diperoleh λ maksimum pada percobaan A)
3. Hitung nilai k pada masing masing panjang gelombang tesebut.
4. Tuliskan 2 persamaan yang mewakili absorbansi pada λCr dan λCo
C. Analisa cuplikan campuran
Ukur absorbansi larutan campuran yang diberikan pada λCr dan λCo, dan hitunglah konsentrasi Cr(III) dan Co(II) yang terdapat pada campuran uji.

Sifat Fisik dan Sifat Atom dari Unsur-unsur Golongan 1


Ditulis oleh Jim Clark pada 13-10-2007
Halaman ini membahas tentang kecenderungan-kecenderungan pada beberapa sifat fisik dan sifat atom dari unsur-unsur Golongan 1 - lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium. Berikut disajikan secara terpisah beberapa bagian yang membahas tentang kecenderungan-kecenderungan jari-jari atom, energi ionisasi pertama, keelektronegatifan, titik lebur dan titik didih, dan berat jenis.
Anda disarankan membaca seluruh halaman ini, meskipun anda belum tertarik untuk mempelajari pokok bahasan yang disajikan sebab beberapa pembahasan pada halaman ini cenderung berulang sepanjang pembahasan mengenai sifat-sifat atom dan penjelasan terdahulu akan membantu anda dalam memahami penjelasan-penjelasan selanjutnya.
Kecenderungan Jari-Jari Atom
Pada gambar di atas anda bisa melihat bahwa semakin ke bawah Golongan, jari-jari atom semakin meningkat.
Penjelasan meningkatnya jari-jari atom
Jari-jari atom dipengaruhi oleh
  • jumlah kulit elektron di sekitar inti
  • tarikan yang dialami elektron dari inti.
Bandingkan antara lithium dan natrium:

Li
1s22s1
Na
1s22s22p63s1
Pada masing-masing unsur, elektron terluarnya mengalami tarikan sebesar 1+ dari inti. Muatan positif pada inti berkurang akibat kenegatifan elektron-elektron terdalam.
.
Ini juga berlaku bagi atom-atom lain dalam Golongan 1. Anda bisa membuktikan untuk unsur Kalium jika anda merasa kurang yakin.
Dengan demikian, satu-satunya faktor yang akan mempengaruhi ukuran atom adalah jumlah kulit elektron terdalam yang harus terdapat di sekitar atom. Jadi, semakin banyak kulit elektron, maka semakin banyak ruang yang diisi karena elektron saling menolak satu sama lain. Ini berarti bahwa atom-atom semakin kebawah Golongan akan semakin besar.
.
Ini juga berlaku bagi atom-atom lain dalam Golongan 1. Anda bisa membuktikan untuk unsur Kalium jika anda merasa kurang yakin.
Dengan demikian, satu-satunya faktor yang akan mempengaruhi ukuran atom adalah jumlah kulit elektron terdalam yang harus terdapat di sekitar atom. Jadi, semakin banyak kulit elektron, maka semakin banyak ruang yang diisi karena elektron saling menolak satu sama lain. Ini berarti bahwa atom-atom semakin kebawah Golongan akan semakin besar.

Penjelasan menurunnya energi ionisasi pertama
Energi ionisasi dipengaruhi oleh
·         muatan pada inti,
·         jumlah screening/penyaringan oleh elektron terdalam,
·         jarak antara elektron terluar dengan inti
Semakin kebawah Golongan, peningkatan muatan inti pasti diimbangi dengan peningkatan jumlah elektron terdalam. Seperti pada pembahasan tentang jari-jari atom sebelumnya, pada masing-masing unsur dalam Golongan ini, elektron-elektron terluar mengalami tarikan sebesar 1+ dari inti.
Akan tetapi, semakin ke bawah Golongan, jarak antara inti dan elektron terluar semakin meningkat sehingga elektron-elektron tersebut semakin mudah terlepas, akibatnya energi ionisasi berkurang.

Kecenderungan Keelektronegatifan
Kelektronegatifan merupakan ukuran kecenderungan sebuah atom untuk menarik sepasang elektron ikatan. Keelektronegatifan biasanya diukur dalam skala Pauling, dimana pada skala ini unsur yang paling elektronegatif (fluorine) diberi nilai kelektronegatifan 4,0.
Semua unsur pada gambar di atas memiliki kelektronegatifan yang sangat rendah. (Ingat bahwa unsur yang paling elektronegatif, fluorine, memiliki nilai kelektronegatifan 4,0.). Perhatikan bahwa keelektronegatifan akan berkurang semakin ke bawah Golongan. Atom-atom semakin berkurang gaya tariknya untuk pasangan-pasangan elektron ikatan.

Penjelasan berkurangnya keelektronegatifan
Coba anda bayangkan sebuah ikatan yang terbentuk antara satu atom natrium dengan satu atom klorin. Anggap ikatan ini terbentuk sebagai ikatan kovalen - yaitu memiliki satu pasang elektron bersama. Pasangan elektron ini akan tertarik ke arah klorin karena terdapat tarikan yang jauh lebih besar dari inti klorin dibanding dari inti natrium.
Pasangan elektron ini tertahan pada jarak yang begitu dekat ke klorin sehingga terjadi transfer satu elektron ke klorin - ion-ion terbentuk.
Tarikan besar dari inti klorin inilah yang menyebabkan mengapa klorin jauh lebih elektronegatif dibanding natrium.
Sekarang bandingkan ikatan di atas dengan ikatan antara lithium dan klorin.
Tarikan dari masing-masing ujung ikatan sama seperti pada ikatan sebelumnya antara natrium dan klorin, tapi perlu diingat bahwa atom lithium lebih kecil dari atom natrium. Ini berarti bahwa pasangan elektron akan lebih dekat ke muatan 1+ dari ujung lithium, dan dengan demikian lebih kuat tertarik ke lithium.
.
Pada beberapa senyawa lithium, sering terdapat sebuah karakteristik ikatan kovalen yang tidak ditemukan pada senyawa unsur-unsur lain dalam Golongan ini. Sebagai contoh, lithium iodida dapat larut dalam pelarut organik, sedangkan ini merupakan sebuah ciri khas dari senyawa-senyawa kovalen. Ini disebabkan karena atom iodin dalam senyawa lithium iodida cukup besar sehingga tarikan dari inti iodin terhadap pasangan elektron relatif lemah, sehingga tidak terbentuk ikatan ionik sempurna.
Ringkasan kecenderungan unsur-unsur semakin ke bawah Golongan
Apabila atom-atom logam menjadi lebih besar, setiap pasangan elektron ikatan akan terus menjauh dari inti logam, sehingga kurang kuat tertarik ke inti logam tersebut. Dengan kata lain, semakin ke bawah golongan, unsur-unsur menjadi semakin kurang elektronegatif.
Terkecuali beberapa senyawa lithium, unsur-unsur dalam Golongan 1 ini semuanya membentuk senyawa-senyawa yang dianggap sebagai senyawa ionik sempurna. Unsur-unsur ini memiliki keelektronegatifan yang sangat lemah sehingga kita berasumsi bahwa pasangan-pasangan elektron tertarik begitu jauh ke arah klorin (atau unsur lain yang membentuk ikatan dengan unsur-unsur ini) sehingga ion-ion terbentuk.
Kecenderungan Titik lebur dan Titik Didih
Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa baik titik lebur maupun titik didih semakin ke bawah Golongan, semakin berkurang.
Penjelasan kecenderungan titik lebur dan titik didih
Jika anda meleburkan logam manapun dari Golongan 1, ikatan logamnya akan menjadi cukup lemah sehingga atom-atomnya bisa bergerak bebas, dan kemudian ikatannya menjadi putus apabila logam dididihkan.
Penurunan titik lebur dan titik didih berarti menunjukkan penurunan kekuatan ikatan logam.
Atom-atom dalam sebuah logam dipertahankan oleh gaya tarik inti terhadap elektron-elektron yang terdelokalisasi. Ketika atom menjadi lebih besar, inti semakin menjauh dari elektron-elektron terdelokalisasi tersebut, sehingga gaya tarik berkurang. Ini berarti bahwa atom-atom lebih mudah terpisah untuk membentuk wujud cair dan pada akhirnya membentuk wujud gas.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, masing-masing atom ini memiliki tarikan dari inti sebesar 1+. Muatan yang meningkat pada inti semakin ke bawah Golongan diimbangi dengan bertambanya jumlah elektron screening/penyekat. Yang terpenting adalah jarak antara inti dengan elektron-elektron ikatan.
Kecederungan Berat Jenis
Jenis
Perlu diketahui bahwa logam-logam pada Golongan 1 ini adalah logam-logam ringan - bahkan tiga logam pertama dalam Golongan ini lebih kecil berat jenisnya daripada air (kurang dari 1 g cm-3). Ini berarti bahwa tiga logam pertama akan mengapung dalam air, sedangkan yang lainnya akan tenggelam.
Berat jenis/kepadatan semakin ke bawah Golongan cenderung semakin meningkat (kecuali untuk kalium yang mengalami fluktuasi).
Penjelasan kencederungan berat jenis
Cukup sulit untuk memberikan sebuah penjelasan sederhana tentang kecenderungan berat jenis ini, karena berat jenis tergantung pada dua faktor, dimana kedua faktor ini semakin ke bawah golongan akan mengalami perubahan.
Semua logam pada Golongan 1 memiliki tatanan atom yang sama dalam molekulnya, sehingga yang harus dipertimbangkan adalah berapa banyak atom yang bisa termuat dalam sebuah volume tertentu, dan berapa massa masing-masing atom. Banyaknya atom yang bisa dimuat tentu saja tergantung pada volumenya - dan volume ini tergantung pada jari-jari atomnya.
Semakin ke bawah Golongan, jari-jari atom semakin meningkat, sehingga volume atom juga meningkat. Ini berarti bahwa jumlah atom natrium yang sama banyaknya dengan jumlah atom lithium tidak bisa dimuat pada volume tertentu yang sama.
Akan tetapi, semakin ke bawah Golongan, massa atom semakin meningkat. Ini berarti bahwa dalam jumlah yang sama, atom natrium memiliki massa yang lebih berat dibanding atom lithium.
Jadi 1 cm3 natrium akan mengandung lebih sedikit atom dibanding 1 cm3 lithium, meski setiap atom natrium memiliki massa yang lebih berat. Lalu pengaruh apa yang akan ditimbulkan oleh sifat ini terhadap berat jenis? Tidak mungkin mengetahuinya tanpa melakukan sedikit

Rabu, 04 April 2012

KOPI


DESKRIPSI KOPI

Kopi adalah pohon ukuran menengah Rubiaceae
. Tanaman dapat hidup sampai 25 tahun dan tumbuh hingga ketinggian 6-15 m, komersial disimpan dengan ketinggian 175 - 185 cm. Daun dikembangkan dari ketiak yang dan diatur dalam berpasangan. Daun-daun dibatang utama mengembangkan berpasangan dan spiral, sedangkan daun dari cabang berkembang dengan cara seperti kipas.
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi, Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda.
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung
KANDUNGAN KOPI
didominasi oleh senyawa alkaloid xantina  berbentuk kristal yang memiliki sensasi rasa pahit. Kandungan yang ada yaitu Kafein 1-2 %, tanin, asam klorogenat (kafeotanat), lemak, gula & pentosan. Friedrich Ferdinand Runge, kimiawan Jerman, yang mengidentifikasi senyawa ini pada 1819. Ia memberi nama kafein untuk senyawa yang bekerja menyerupai obat perangsang psikoaktif dan diuretik itu. Sedangkan kandungan kimia dari kopi yaitu:
  • Kafein
  • Trigoneline
  • Protein dan Asam Amino
  • Karbohidrat
  • Asam Alifatik (asam karboksilat)
  • Asam Klorogenat
  • Lemak dan turunannya
  • Glikosida
  • Mineral
  • Komponen Volatil
FARMOKOLOGI DARI TANAMAN KOPI
Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada setiap manusia. Beberapa orang akan mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lain tidak merasakannya sama sekali. Hal ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu terkait dengan kemampuan metabolisme tubuh dalam mencerna kafein. Metabolisme kafein terjadi dengan bantuan enzim sitokrom. Kopi banyak dikonsumsi oleh para atlet sebelum bertanding.
Banyak isu yang berkembang mengenai efek negatif meminum kopi bagi tubuh, seperti meningkatnya risiko terkena kanker, diabetes melitus tipe, insomnia, penyakit jantung, dan kehilangan konsentrasi. Beberapa penelitian justru menyingkapkan hal sebaliknya. Kandungan kafein yang terdapat di dalam kopi ternyata mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap. Selain itu, kafein mampu menurunkan risiko terkena diabetes melitus dengan cara menjaga sensitivitas tubuh terhadap insulin. Kafein dalam kopi juga telah terbukti mampu mencegah penyakit serangan jantung.
Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak. Adanya antioksidan dapat membantu tubuh dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun. Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol. Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan

Sumber:
Yusianto dan Mulato Sri. 2005. Pengolahan Dan Komposisi Kimia Biji Kopi
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Depkes RI, Jakarta
Campbell, N.A., 2000, Biologi Edisi Kelima Jilid I, 196, Erlangga, Jakarta
Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan, 225, Balai Pustaka, Jakarta